BIAYA KULIAH KIRIMAN TUHAN

Written by KESAKSIAN KRISTEN on 18.00

Tuhan ada bersama kita. Banyak cara Ia menunjukkan Kasih-Nya. Termasuk memakai orang-orang yang ada di sekitar. Mereka yang tak kenal secara pribadi atau orang yang belum lama kita kenal. Kupandangi lembaran formulir TSOA (The School of Acts). Inilah formulir yang kutunggu! Kuisi satu per satu pertanyaan ini sambil bertanya di hati, akankah aku diterima? Lalu, kalau pun diterima, dari mana biaya itu? Tuhan, kataku, jika itu kehendak-Mu, terjadilah! Aku percaya Tuhan selalu bekerja pada setiap anak-anak-Nya. Berdoa saja dan jangan berharap pada manusia. Itulah kata-kata yang kuucapkan di hati tatkala pikiranku mereka-reka siapa yang bisa menolongku. “Mas Jon, doa saja. Kirim saja formulir itu. Saya nggak janji ya…,” kata Pak Drajat, pendeta kami.

MENGENAL DAN MENGALAMI ALLAH

Sejak 2004, aku bekerja sebagai fulltimer di sebuah gereja di Bekasi. Dengan beberapa teman, kami bertanggung jawab atas kebersihan gedung gereja. Apa yang terjadi dalam hidupku benar-benar jauh dari apa yang kubayangkan. Setelah lulus SMA hanya satu keingi-nanku, bekerja. Maka ketika seorang teman menawarkan pekerjaan beres-beres gereja, aku mau saja.

Letak rumah orangtua kami di desa Mororejo, Kaliwungu, Semarang berdekatan dengan gereja. Namun, dalam satu tahun bisa dihitung dengan jari aku ikut kebaktian. Natal, Paskah atau acara tertentu saja. Begitulah aku. Namun, Tuhan benar-benar menuntunku. Sejak bekerja di gereja inilah, aku bertemu Tuhan secara pribadi. Aku tidak saja ikut ibadah Minggu, tapi juga semua pertemuan pekerja. Firman yang selalu kudengar menghidupkan rohku. Dari sanalah timbul kehausan akan Tuhan. Aku menemukan tujuan hidup. Sebulan formulir kukirim , aku menerima jawaban TSOA. Aku diterima. Tak dapat kusembunyikan suka citaku itu karena di sana yang ku dengar tidak saja belajar Alkitab tapi juga banyak kesaksian hamba Tuhan dari dalam dan luar negeri.

TRANSFER DARI TUHAN

Seminggu berlalu belum ada tanda-tanda datangnya uang sebesar Rp2.750.000.- Uang yang kubutuhkan untuk pendidikan dan asrama. Jumlah itu jelas sangat besar bagiku. Berdoa! Itu yang bisa kulakukan. Bukankah kita tidak boleh berharap pada manusia? “Mas Jon, punya tabungan di bank?” tanya Pak Drajat waktu kami bertemu di gereja. Aku menggeleng, “Tidak punya, Pak.” “Tolong buka. Nanti saya minta nomor rekeningnya. Teman saya, Pak Ridwan, mau menabur,” tambah Pak Drajat. Pak Ridwan? Aku bertemu dengannya hanya beberapa kali saja ketika dia datang ke gereja kami. Segera saja aku buka tabungan di bank.

“Sudah masuk, Mas? Pak Ridwan sudah transfer,” tanya Pak Drajat beberapa hari kemudian. Aku pun bergegas ke ATM, ngecek saldo. Angka telah bertambah! Aku hafal betul dengan jumlah sebelumnya. Ada uang masuk sebesar Rp2.750.000.- Jumlah yang kubutuhkan.Tuhan telah mengirimkan uang melalui orang yang jauh dariku. Orang yang tidak ada dalam bayanganku. Sungguh tak mengira. Aku langsung menelepon Pak Ridwan mengucapkan terima kasih padanya. Terima kasihku itu kususul juga dengan menulis surat untuknya. Ajaib cara Tuhan.

TEMAN-TEMAN YANG PERHATIAN

April 2007 – Oktober 2007 aku pun belajar di TSOA – Semarang. Kujalani dengan penuh rasa syukur. Aku sangat menikmati proses belajar, makin mengerti tentang Tuhan. Melalui firman yang kudengar, Tuhan memberi pengertian-pengertian baru. Betapa hidup itu amatlah berarti. Kesaksian dari hamba Tuhan sangat menguatkan. Proses Tuhan pada setiap orang memang unik. Dulu manalah terpikir belajar Alkitab. Baca saja malas.

Beberapa bulan di sana, aku sakit. Malam itu tubuhku demam tinggi. Aku belum pernah sakit separah itu. “Jon, panas sekali. Celanamu seperti baru saja disetrika,”kata seorang teman yang menyentuh celanaku. Mereka kumpul di kamarku, Bang Yahya, Bang Hengky, Bang Santoso Tarigan. Meskipun sudah “gede” aku teringat orangtua. Saat sakit seperti itu terbayang juga berada di tengah-tengah keluarga.

Kucoba pejamkan mata untuk bisa tidur. Tubuhku panas, tapi aku menggigil. Kepalaku pusing nggak karuan. Mereka juga menawarkan aku pergi ke dokter. Kaos yang kupakai berkali-kali harus ganti karena basah keringat. Bang Yahya mengompresku, mengganti baju. Mereka beli obat untuk menurunkan panasku. Bang Hengky mencuci bajuku. Kalau Bang Santoso dengan caranya, menghiburku dengan lelucon, “Wah, tatonya Jon tumbang,” katanya tertawa melihatku lemas. Dia tahu aku punya tato pohon.

Aku terharu dengan apa yang mereka lakukan. Padahal umur mereka beberapa tahun lebih tua dariku. Malam hari, meskipun beda kamar, mereka menengokku. Melihat keadaanku. Mereka melakukannya dengan kasih. Bagaimanapun caranya, kasih itu memang selalu bisa dirasakan. Pak Ridwan, Bang Hengky, Bang Yahya, Bang Santoso Tarigan, terima kasih. Aku mengingat tindakan kasihmu setahun lalu. Terima kasih…. (Kisah Yohanes Sarjono kepada Niken Maria)

source : www.bahana-magazine.com

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 komentar: Responses to “ BIAYA KULIAH KIRIMAN TUHAN ”

About Me

Here I'll share my knowledge, discovery and experience related to my hobby and work. Most articles on this site are related to blog design, short reviews, tips and make money online.

Want to subscribe?

Subscribe in a reader.