Pertolongan Tuhan Dalam Kesulitan

Written by KESAKSIAN KRISTEN on 17.53

Inspirationals

bahana Menghitung kebaikan Tuhan memang tidak pernah ada habisnya. Erni Johan (31) pernah merasakannya. Lulus Diploma 1 Akuntansi di Solo, tahun 2001 aku ke Jakarta. Kerja apa sajalah, pikirku. Asal rajin, kerja keras, nggak gengsi, pasti bisa hidup. Begitulah kata orang tentang Jakarta. Tiba di Jakarta, aku langsung ke kost-an kakakku, Catur. Dia melayani di persekutuan doa, di Cipinang dan gereja di Bekasi.

Aku anak ketujuh dari delapan bersaudara. Dari kecil kami terbiasa hidup sederhana. Bapak meninggal selagi kami masih kecil. Ibulah yang banting tulang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berjualan nasi soto, pecel, sambal goreng, dan beberapa makanan. Aku bisa kuliah atas kebaikan kakakku, Mas Harso. Dialah yang menopang biaya selama satu tahun kuliah.

MENJADI PENJAGA TOKO “Er, ada lowongan jaga toko buku rohani, mau?” tanya Mbak Catur ketika kami ngobrol berdua di kamar. Mendengar info itu aku senang sekali. Karena sudah tiga bulan di Jakarta tanpa pekerjaan. Bosan dan mulai stres.Pada hari yang ditentukan aku datang ke toko buku rohani di Kebon Jeruk, Jakarta Barat untuk wawancara. Gaji yang ditawarkan Rp350 ribu. Dalam hatiku berapa sajalah yang penting dapat pekerjaan. Aku setuju. Tiga hari kemudian mulai kerja.

Terima kasih Tuhan, doaku dikabulkan. Sepanjang perjalanan pulang, aku mulai menghitung-hitung pengeluaran sebulan. Kalau pulang pergi dari kost Mbak Catur, selain jauhnya nggak kira-kira, gajiku habis untuk ongkos. Kost? Aku dengar di Kebon Jeruk tak kurang dari Rp250 ribu. Lalu dari mana aku makan?

DITOLONG TEMAN

Hari pertama kerja, aku bertemu dengan Ci Lily. Pekerja gereja yang juga akan bersamaku mengelola toko buku itu. “Erni, mau tinggal sama aku?” tanya Ci Lily membuyarkan lamunanku. Ku-pandang wajah Ci Lily yang tersenyum padaku. Ia sedang tidak basa-basi. “Nggakngerepotin, Ci?” tanyaku meyakinkan tawarannya. “Nggak Erni, ngerepotin apa? Sudahlah, nggak usah kamu pikirin. Kita bisa sama-sama,” katanya. Kuucapkan terima kasih padanya.

Dua bulan aku menumpang di rumah Ci Lily. Semakin mengenalnya, aku melihat ketulusan hatinya. Ia baik pada setiap orang. Aku ingin mandiri, nggak enak terus-terusan numpang. Tapi kalau kost, uangku tak cukup. Aku tetap berdoa menyampaikan kerinduanku pada Tuhan. Tak lama, aku berkenalan dengan Erni Claudia, bekerja di gereja. Dia menawarkan kost yang sangat murah hanya Rp75 ribu saja. Aku menempati kamar seharga Rp250 ribu. Puji Tuhan!

Selalu saja ada pertolongan, itu yang aku rasakan ketika kesulitan datang. Begitu juga dengan keperluan sehari-hari, aku mencoba mencukupkan diri dengan apa yang ada. Mengucap syukur dalam segala perkara. Kalau dirasa uang kurang, aku belajar untuk tidak berpikir ngutang.

KEBAIKAN TUHAN

Oleh gereja aku dipindah ke pelayanan orang tua asuh, namanya Kota Daud. Memberi bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Salah satu pengurusnya Ibu Meijanti Wijaja, aku memanggilnya Ci Mei.“Er, sini…”, kata Ci Mei satu siang. Aku datang mendekat. Wah… jangan-jangan aku melakukan kesalahan. Kuterka-terka dan kuingat apa yang kulakukan di waktu lalu.

“Ini ada berkat untukmu, semoga pas dan kamu senang….” Ci Mei mengulurkan tas. Aku masih terdiam. “Pakaian…” kupandang wajah Ci Mei, kuterima tas itu dan mengucapkan terima kasih padanya. Air mataku jatuh ketika mencoba satu per satu lima potong pakaian itu. Selama ini mana terpikir membeli pakaian. Bisa makan tiap hari saja sudah sangat bersyukur.

Kebaikan Ci Mei tidak hanya itu saja. Setiap kali dia pergi ke luar kota atau ke luar negeri selalu membawa oleh-oleh untukku dan beberapa teman pelayanan. Aku terharu dengan perhatiannya, sempat-sempatnya orang sesibuk dia masih mikirin oleh-oleh untuk kami. Satu kali Ci Mei memberiku kalung. Kali lain, ia memberi cincin emas. Dan setiap ulang tahun, dia selalu memerhatikanku.

Tuhan juga mengirimkan kebaikannya melalui Bu Hartati, salah satu jemaat gereja yang memberiku amplop berisi Rp100 ribu per bulan selama setahun. Padahal waktu itu Bu Hartati dalam keadaan susah. Suaminya telah dipanggil Tuhan saat usaha yang dijalankannya bangkrut sehingga Bu Hartati harus berurusan dengan banyak pihak. Aku tak dapat menghitung kebaikan Tuhan yang memeliharaku di waktu lalu, kini, dan selamanya. Terima kasih…(Niken Maria Simarmata)

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 komentar: Responses to “ Pertolongan Tuhan Dalam Kesulitan ”

About Me

Here I'll share my knowledge, discovery and experience related to my hobby and work. Most articles on this site are related to blog design, short reviews, tips and make money online.

Want to subscribe?

Subscribe in a reader.